
TANJUNGPINANG, KABARTERKINI.co.id – BPS merilis perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepri per Juli 2022 pada Senin 1 Agustus kemarin. IHK Kepri tercatat mengalami inflasi sebesar 0,61 persen.
Sedangkan Tingkat inflasi Tahun Kalender/Year To Date (YTD) per Juli 2022 sebesar 4,38 persen. Otomatis menjadikan provinsi kepulauan ini tingkat inflasi-nya terendah se-Sumatera.
Sementara Inflasi Month To Month (MTM) Kepri sebesar 0,61% per Juli 2022, didominasi kelompok administered prices. Inflasi kelompok administered prices didorong kenaikan tarif angkutan udara sejalan dengan kenaikan harga avtur dan permintaan serta kenaikan harga rokok kretek filter.
Sedangkan inflasi kelompok volatile food relatif mereda, didorong deflasi pada minyak goreng dan perlambatan inflasi cabai merah serta bawang merah. Inflasi kelompok inti utamanya bersumber dari peningkatan upah asisten rumah tangga, harga kopi bubuk dan sabun detergen.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad menanggapi rilis BPS tersebut, berkomitmen bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kepri untuk terus melanjutkan upaya-upaya menekan inflasi di Kepri. Tentunya dalam ranah yang sesuai kewenangan daerah untuk diintervensi.
“Karena bicara inflasi ada beberapa faktor tidak dapat diintervensi daerah. Kita akan kerja maksimal mencari cara dan celah untuk menekan itu,” ujar Ansar melalui keterangan tertulis, Jumat 5 Agustus 2022.
Mengenai posisi Kepri yang berhasil menekan inflasi YTD per Juli 2022 menjadi terendah se-Sumatera, Ansar mengakui hal tersebut tidak terlepas dari upaya-upaya yang dilakukan TPID Kepri. Karena mampu mengendalikan inflasi di Kepri.
Diantaranya, Operasi Pasar Murah untuk komoditas buah, sayur dan sembako. Sedangkan TPID Kota Batam untuk komoditas aneka cabai dan telur ayam. Kemudian mendorong kerja sama antar daerah (KAD) dalam menjaga kestabilan stok bahan makanan memiliki andil terhadap inflasi tinggi.
“Kita harus terus meningkatkan kapasitas produksi lokal melalui penguatan kelembagaan nelayan/petani, perluasan dan implementasi teknik budidaya, seperti proliga, urban/integrated/digital farming,” katanya mengakhiri. (*juwono)