kabarterkini.co.id, NATUNA – Si jago merah, alias api diduga berasal dari konsleting listrik melalap ruang operasi RSUD Natuna, Jumat sore 20 September 2019. Akibatnya peralatan medis diruang itu, luluh lantak hangus terbakar.
Direktur RSUD Natuna Dokter Medi, saat dimintai tanggapan sejumlah awak media mengatakan, kemungkinan kebakaran berasal dari konsleting listrik di ruang operasi. Karena kebakaran itu, ia segera memerintahkan stafnya mengevakuasi para pasien di ruang ICU dan UGD kehalaman depan rumah sakit.
Dalam mengevakuasi, peralatan medis tetap sediakan, agar pasien tetap merasa nyaman. “Hanya satu ruang terbakar,” kata pengurus GM FKPPI 3105/Natuna itu. “Api bisa dipadamkan, atas bantuan Damkar, TNI dan Polri.”
Kepala Dinas Damkar Natuna Syawal Saleh saat ditemui di lokasi kejadian mengatakan, pihaknya menerima laporan terjadi kebakaran di ruang operasi RSUD Natuna sekitar pukul 16.00 WIB. Dengan laporan itu, ia menurunkan dua regu pemadam, dan satu unit mobil Damkar.
Sementara Lanal Ranai, menurunkan satu unit Damkar miliknya. “Gerak cepat semua pihak, akhirnya kebakaran itu bisa diatasi,” kata mantan Camat Bunguran Barat itu. “Hanya satu ruang terbakar. Tidak menjalar kemana-mana.”
Kapolres Natuna AKBP Nugroho Dwi Karyanto berpakaian dinas lengkap, langsung terjun ke tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran. Perwira melati dua itu, menyarankan Dokter Medi segera berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Natuna.
Dengan segera koordinasi, agar tidak terkendala dalam memberikan pelayanan pada masyarakat yang akan operasi atau rawat inap.
“Kami dari pihak kepolisian akan terus memantau, untuk memastikan penyebab kebakaran,” kata Nugroho. “Semoga kejadian ini, tidak mengganggu pelayan kesehatan masyarakat.”
Wakil Bupati Natuna Yuni Ngesti Suprapti saat ditemui di TKP merasa bersyukur, karena kobaran api dapat diatasi cepat. Ia berdoa, agar rumah sakit kembali normal seperti sedia kala.
“Saya menyarankan, pihak rumah sakit berkoordinasi dengan PLN,” kata Ketua Partai Golkar Natuna itu. “Saya berharap, kebakaran ini tidak mengganggu masyarakat ingin berobat.” (*red)