Tidak Ragu, Kapolri Copot Pejabat Polisi Bermasalah

0
535
KAPOLRI Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo

JAKARTA, KABARTERKINI.co.id – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berkomitmen membenahi internal Polri agar jauh lebih baik. Salah satunya mencopot jabatan Kepala Kepolisian atau Satuan di Daerah atau Resor yang membuat masalah, agar Polri dicintai masyarakat.

Komitmen itu ditunjukan Sigit dengan mencopot tujuh pejabat Kepolisian di beberapa wilayah jajarannya, yakni:

1. Kombes Franciscus X. Tarigan, Dirpolairud Polda Sulbar ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

2. AKBP Deni Kurniawan, Kapolres Labuhan Batu, Polda Sumut ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

3. AKBP Dedi Nur Andriansyah, Kapolres Pasaman, Polda Sumbar ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

4. AKBP Agus Sugiyarso, Kapolres Tebing Tinggi, Polda Sumut ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

5. AKBP Jimmy Tana, Kapolres Nganjuk, Polda Jatim ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

6. AKBP Saiful Anwar, Kapolres Nunukan, Polda Kaltara ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

7. AKBP Irwan Sunuddin, Kapolres Luwu Utara, Polda Sulsel ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

Pencopotan satu Kombes itu tertuang dalam Surat Telegram Nomor ST/2279/X/KEP./2021 per 31 Oktober 2021. Sedangkan, enam AKBP dicopot sesuai Surat Telegram Nomor ST/2280/X/KEP./2021 per 31 Oktober 2021. Kedua telegram ini ditandatangani AS SDM Polri Irjen Wahyu Widada atas nama Kapolri.

“Ya ini tentunya sesuai pernyataan Pak Kapolri, soal ‘ikan busuk mulai dari kepala’. Kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga. Otomatis tidak sesuai semangat Polri Presisi. Komitmen ini jelas untuk melakukan perubahan atau perbaikan menuju Polri jauh lebih baik lagi,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin 1 Oktober 2021.

Dengan adanya keputusan tersebut, Argo menegaskan, seluruh personel Polri harus mampu memiliki jiwa kepemimpinan mengayomi dan melayani masyarakat serta anggota dengan sangat baik serta menjadi prioritas. Tidak hanya itu, dengan adanya komitmen ini, bisa menjadi efek jera bagi siapapun personel Kepolisian yang melanggar aturan.

“Jadilah pemimpin teladan, bijaksana, memahami, mau mendengar, tidak mudah emosi, dan saling menghormati. Dengan begitu, Polri kedepannya akan semakin mendapatkan kepercayaan di masyarakat,” ujar Argo.

Sebelumnya, terkait kepemimpinan, Sigit mengutip peribahasa, ‘Ikan Busuk Mulai dari Kepala’. Atau dengan kata lain, segala permasalahan internal di Kepolisian, dapat terjadi karena pimpinannya bermasalah atau tidak mampu menjadi teladan bagi jajarannya.

“Pimpinan harus jadi teladan, sehingga bawahannya akan meneladani. Tidak mungkin diikuti kalau kita tidak memulai yang baik. Kita tidak mungkin menegur kalau tidak jadi teladan, harus mulai dari pemimpin atau diri sendiri. Ini yang saya harapkan rekan-rekan mampu memahami. Hal yang dijalankan penuh keikhlasan akan menjadi buah keikhlasan. Tolong ini diimplementasikan bukan hanya teori dan pepatah,” paparnya.

Sebagai Kapolri, dirinya beserta pejabat utama Mabes Polri memiliki komitmen memberikan reward bagi personel yang menjalankan tugas dengan baik dan bekerja keras melayani serta mengayomi masyarakat.

“Saya dan seluruh pejabat utama memiliki komitmen kepada anggota yang sudah bekerja keras di lapangan, kerja bagus, capek, meninggalkan anak-istri. Akan selalu komitmen berikan reward, kalau saya lupa tolong diingatkan.” ucap Sigit.

Namun sebaliknya, Sigit mengingatkan, sanksi tegas akan diberikan kepada seluruh personel yang tidak menjalankan tugas dengan baik, atau melanggar aturan. Bahkan, ia tidak ragu menindak tegas pimpinannya, apabila tidak mampu menjadi tauladan bagi jajaran. Semua ini dilakukan demi kebaikan Korps Bhayangkara kedepannya.

“Namun terhadap anggota yang melakukan kesalahan dan berdampak kepada organisasi, maka jangan ragu ditindak. Kalau tidak mampu membersihkan ekor maka kepalanya akan saya potong. Ini semua untuk kebaikan organisasi yang susah payah berjuang. Menjadi teladan, pelayan dan pahami setiap masalah dan suara masyarakat agar kita bisa ambil kebijakan yang sesuai,” tutup Sigit. (*andi surya)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini