Presiden Jokowi Tekankan Aspek Promotif dan Preventif Penanganan Kesehatan  

0
595

kabarterkini.co.id, JAKARTA – Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas membicarakan program kesehatan nasional, meminta Menteri Kesehatan untuk melakukan langkah inovatif dalam mengedukasi masyarakat akan gaya hidup sehat.

“Kepada Menteri Kesehatan, saya harap segera melakukan langkah-langkah pembaruan inovatif dan mengedukasi masyarakat hidup sehat. Ini harus menjadi sebuah gerakan melibatkan semua pihak, baik di sekolah maupun masyarakat umum,” ujar Jokowi -biasa disapa- di Kantor Presiden, Jakarta, dikutip BPMI Setpres, Kamis 21 November 2019.

Di samping itu, dalam kaitan jaminan kesehatan masyarakat, Kepala Negara kembali memberikan penegasan agar tata kelola BPJS Kesehatan terus dibenahi dan diperbaiki untuk mengatasi persoalan defisit yang saat ini terjadi.

Untuk diketahui, jumlah peserta BPJS Kesehatan terbesar merupakan berasal dari kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dibiayai APBN. Data BPJS Kesehatan per 31 Oktober 2019, menyebut terdapat 96.055.779 peserta BPJS Kesehatan dibiayai APBN.

Jumlah itu belum termasuk jumlah peserta dari kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dibiayai APBD mencapai 37.887.281 peserta berdasarkan data yang sama.

“Perlu saya sampaikan hingga 2018, pemerintah telah mengeluarkan dana kurang lebih Rp115 triliun. Belum lagi iuran disubsidi pemerintah daerah, 37 juta (jiwa) dan TNI-Polri 17 juta. Artinya yang sudah disubsidi pemerintah sekitar 150 juta jiwa,” ungkap Jokowi.

Dengan kata lain, lebih dari 60 persen dari total kepesertaan BPJS Kesehatan yang mencapai 222.278.708 (per 31 Oktober 2019) ditanggung negara..“Saya minta betul-betul manajemen tata kelola di BPJS terus dibenahi dan diperbaiki,” ucapnya.

Beralih pada regulasi, Jokowi menegaskan, agar regulasi berbelit, penghambat bagi pengembangan industri farmasi nasional, segera dipangkas dan disederhanakan. Sehingga industri farmasi bisa tumbuh dan masyarakat dapat membeli obat dengan harga lebih terjangkau.

“Laporan saya terima, 95 persen bahan baku obat masih tergantung pada impor. Ini sudah enggak boleh lagi dibiarkan berlama-lama,” Jokowi mengingatkan.

Kepala Negara juga menginstruksikan peningkatan skema insentif bagi riset-riset menghasilkan temuan obat, maupun alat kesehatan terbaru dengan harga kompetitif dibandingkan produk-produk impor. (*andy surya)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini