KOLONEL Penerbang Jajang Setiawan terus melakukan pembenahan markasnya. Salah satu pembenahan signifikan, merehabilitasi Gedung VVIP Pangkalan TNI Angkatan Udara atau Lanud Raden Sadjat (RSA). Kini Gedung VVIP itu, semakin mentereng, dengan ruang pertemuan semakin luas.
“Gedung ini dibangun menggunakan anggaran dari TNI Angkatan Udara, melalui Kepala Staf TNI AU atau KASAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo,” kata Komandan penjaga dirgantara Indonesia di kabupaten kepulauan perbatasan di tengah Asean ini pada Andi Surya dari KABARTERKINI.co.id di ruang VVIP Lanud RSA, Selasa 21 Maret kemarin.
Sebelumnya, saat di wawancara diruang kerjanya yang tampak baru di renovasi, Jajang telah setahun menjabat Danlanud RSA itu, menceritakan sejumlah pembangunan telah dan akan dilaksanakan, petikannya:
Sofa ruang tunggu, semakin bagus, tidak salah, sebelumnya berwarna coklat?
Ya, kita melakukan perbaikan dan pengecatan. Karena sofa berbahan kayu tampak masih bagus, kita cat. Lalu, sofa kulitnya kita ganti dengan bahan berkualitas. Lantai kita beri karpet.
Biar tidak malu, saat ada kunjungan tamu, salah satunya rekan wartawan. Nanti di tulis pula, ruang tamu Danlanud tidak terawat…he….he….he….
Tadi sebelum ke kantor, sebelah kanan nampak kebun buah-buahan dan sayuran, kapan di bangun?
Sudah cukup lama. Saya ingin lahan tidur di Lanud RSA bisa dimanfaatkan. Lagi pula sejalan dengan program pemerintah pusat, melalui Menteri Pertahanan, Pak Prabowo Subianto, yakni program Ketahanan Pangan.
Pemerintah pusat mulai melaksanakan program ini, sejak pandemi Covid-19. Saat saya bertugas setahun lalu, pandemi mulai mereda. Tapi program Ketahanan Pangan tetap berlanjut. Apalagi para pekerja kebun, kita berdayakan warga tempatan.
Kapan panen?
Sudah beberapa kali, kita panen jagung, sawi, cabe dan lainnya. Sebentar lagi, atau dua mingguan, kita panen buah blewah. Nanti panen kita undang rekan-rekan media.
Di area kebun, ada saung atau bangunan tempat istirahat?
Bukan hanya saung tempat istirahat, kita sedang membangun warung makan di lokasi tersebut. Nanti kita buat kolam ikan air tawar, tempat bermain anak-anak hingga tempat parkir.
Kebun dan warung makan ini, orientasi komersial. Masyarakat umum, dipersilahkan datang. Bagaimana pun, Lanud RSA tidak bisa di pisahkan dengan masyarakat Natuna.
Alasannya?
Sejarah awal berdiri Lanud RSA, atas perjuangan Letnan Udara Raden Sadjad bersama tujuh anggotanya pada 1955 silam. Tim kecil ini, di utus Pak KASAU saat itu, membangun landasan udara di Ranai, Natuna.
Pembangunan ini, sudah menjadi pertimbangan, karena Natuna berada di titik terluar dan menghadap Laut China Selatan. Dalam pembangunan, masyarakat Natuna ikut serta membantunya. Otomatis, TNI AU mempunyai sejarah panjang dengan Natuna dan tidak mungkin terpisahkan.
Kembali ke soal pembangunan, terlihat jalan-jalan aspal mulai di perlebar?
Ya di perlebar, atau ditingkatkan jalannya. Lalu, beberapa bangunan, selain di renovasi, kita bangun baru, misalnya Gedung Pia Ardhya Garini.
Sepertinya, Gedung VVIP Lanud RSA semakin bagus, dan luas?
Nanti kita berkunjung ke sana. Ruangnya semakin di perluas. Sehingga tamu datang, kita punya ruang representatif sebagai tempat istirahat, sekaligus tempat rapat.
Terus terang, Lanud RSA, merupakan wajah militer Indonesia di perbatasan. Karena letak Natuna perbatasan langsung dengan sejumlah negara Asean. Jadi markas ini, harus kita bangun seindah atau senyaman mungkin.
Sebagai markas penjaga dirgantara di perbatasan, Lanud RSA harus selalu siap sebagai lokasi operasi militer selain perang, misalnya saat tragedi bencana tanah longsor Serasan, tepatnya di Kampung Genting, Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan pada Senin siang 6 Maret lalu.
Gedung VVIP Lanud RSA, kita gunakan sebagai Posko Satgas Udara. Tugas dan fungsi posko ini, memperlancar operasi penyelamatan dan pengiriman logistik dari udara ke laut.
Sehingga penanganan tragedi bencana yang telah memakan korban nyawa sekitar lima puluhan orang, serta dua ribuan harus mengungsi dapat ditangani dengan cepat.
Kita berharap, tragedi bencana ini, tidak pernah terulang kembali. Sebab Natuna, berada di pulau-pulau. Antara satu kecamatan dengan kecamatan lainnya, dipisahkan lautan luas.
Sehingga tim penyelamatan dan pengiriman logistik, cukup memakan waktu dan biaya. Kami dari Lanud RSA tetap selalu siaga. Alasannya tadi, TNI AU bagian dari Natuna alias tidak bisa terpisahkan.
Karena Pak Raden Sadjad bersama beberapa anggotanya didukung masyarakat Natuna, membangun pangkalan ini. Sejarah penting ini, tetap selalu tercatat dalam tinta emas dunia militer Indonesia.
Anggaran pembangunan Gedung VVIP, pelebaran jalan dan lainnya, berasal dari mana?
Anggarannya dari Pak KASAU, Pak Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono-red) dan lainnya. Jadi dengan bantuan ini, atas nama Danlanud RSA dan jajaran, saya ucapkan ribuan terimakasih. Semoga segala upaya memajukan Lanud RSA, khususnya Natuna, mendapat ridho Alloh SWT, Aamiin. ****
Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari KABARTERKINI.co.id. Ayo bergabung di Facebook dan Instagram KABARTERKINI.co.id, atau klik link https://www.kabarterkini.co.id