JAKARTA, KABARTERKINI.co.id – PT PLN (Persero) menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dalam pembiayaan dari Bank Pembangunan Jerman Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW). Pembiayaan bernilai EUR 665 juta atau Rp10,7 triliun, guna mempercepat transisi energi di Indonesia.
Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly mengatakan, dukungan pembiayaan ini mempercepat program transisi energi. Salah satunya mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada 2030 dan mencapai Net Zero Emission pada 2060.
“Saya kira dukungan ini sangat penting, tentu semua itu dilakukan demi mendukung percepatan transisi energi di Indonesia. Kerjasama PLN dan KfW Bank asal Jerman ini telah berlangsung 42 tahun dan ini komitmen PLN meningkatkan porsi energi terbarukan ke bauran energi,” kata Sinthya.
Dukungan pembiayaan dalam perjanjian, menurutnya, mencakup proyek dan program. Yang bertujuan meningkatkan kapasitas energi terbarukan, seperti matahari, angin, air, panas bumi hingga peningkatan jaringan transmisi, dan distribusi, serta dukungan kelembagaan kepada PLN.
Chief Financial Officer (CFO) KfW Group Bernd Loewen menjelaskan, KfW Bank berkomitmen mendukung PLN mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat. Bersama PLN, KfW telah menjalin kemitraan yang baik. Bekerjasama dalam dekarbonisasi sektor energi akan menjadi salah satu bidang fokus utama KfW beberapa dekade mendatang.
“Kami berharap dukungan ini membuat PLN lebih fokus. Kami mendukung Indonesia mengembangkan sektor energi secara berkelanjutan dan ramah iklim. Untuk mengamankan pasokan listrik jangka panjang dan hemat biaya bagi seluruh penduduk,” jelas Loewen.
Dalam kerjasama ini, menurutnya, tidak hanya berdampak pada Indonesia dan PLN. Tapi pada ekonomi di seluruh dunia termasuk Jerman. Karena pihaknya sangat mendukung langkah PLN dalam transisi energi.
“Dalam proses transisi energi memang diperlukan kolaborasi sehingga pola yang sama bisa diadopsi dengan negara dan pihak lain. Kerjasama ini merupakan tonggak baru. Kami mendukung langkah Indonesia dalam pencapaian implementasi transisi energi. Karena kami ingin meniru model kemitraan ini, sehingga lebih banyak negara mendaftar,” pungkas Loewen. (*andi surya)