Catatan: Andi Surya
JIKA di klik aplikasi Google Maps atau Peta di ponsel android, dengan masukan nama Kepulauan Riau, otomatis Kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas hilang. Seolah-olah Ibukota Provinsi Kepulauan Riau atau disingkat Kepri itu berada di Kepulauan Natuna atau Kepulauan Anambas. Padahal semua tahu, ibukota Kepri berada di Tanjungpinang.
Lalu bandingkan dengan provinsi lain, ibukotanya tertulis di peta sesuai lokasinya, seperti Jawa Timur, di Surabaya, Jawa Barat di Bandung, Sumatera Barat di Padang dan lainnya. Yang menjadi pertanyaan, kenapa peta Kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas hilang dari catatan? Lalu, siapa mengubah peta itu.
Memang selama ini, Kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas sangat dikenal secara nasional hingga mancanegara. Dua kabupaten kepulauan kaya migas dan perikanan itu, selalu menjadi manuver negara tetangga, terutama kapal ikan asing pencuri ikan, seperti Vietnam, Malaysia, China dan lainnya.
Apalagi akhir-akhir ini, nama Laut Natuna Utara menjadi perbincangan hangat, karena hadirnya kapal perang China mengawal puluhan kapal ikannya mencuri ikan. Nelayan tradisional Natuna tidak bisa berbuat apa-apa, malahan merasa ketakutan. Manuver kapal perang Tirai Bambu itu, seolah-olah memberi signal agar menjauh.
Ya, kapal ikan asing mencuri ikan memakai pukat trawl atau pukat harimau. Cara menangkap ikan bergerak maju. Otomatis apapun ada didepan hingga dalam laut, ditabraknya. Tidak peduli kapal nelayan, terumbu karang, rumpon, diratakannya. Wajar nelayan Natuna merasakan ketakutan sekaligus dirugikan.
Ketakutan dengan keberadaan kapal perang China dan kapal nelayannya, serta rumpon mereka buat, rusak binasa. Lalu, ada apa dengan peta Kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas yang disamarkan. Jelas ada oknum-oknum tidak bertanggungjawab ingin memanfaatkan momen dikenalnya Kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas.
Jika ada proyek atau investasi besar-besaran, bukan Kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas akan dibangun melainkan Kepri. Paket proyek atau investasi itu, bisa diarahkan ke kabupaten atau kota lain di Kepri. Padahal paket proyek atau investasi itu ditujukan ke Kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas.
Jika benar analisa ini, sungguh tidak elok kelakuan oknum-oknum tidak bertanggungjawab ini mengubah nama Kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas hilang di peta. Kedua kabupaten kepulauan perbatasan di tengah negara Asean ini, hanya bisa dicari namanya di peta dengan kerja ekstra. Yang mudah dan tetap cepat muncul Kepulauan Riau atau Kepri. ****