Kendaraan Listrik Solusi RI, Presiden: Bisa Tekan Impor BBM dan Selamatkan APBN

0
496
PRESIDEN saat meninjau salah satu mobil listrik (foto istimewa)

BADUNG, KABARTERKINI.co.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, kendaraan listrik adalah bagian dari desain besar transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan. Karena saat ini ketergantungan masyarakat pada BBM dan energi fosil semakin tinggi. Ditambah lagi, pemenuhan kebutuhan BBM di dalam negeri, sebagian besar masih impor.

“Hal ini jelas membebani APBN kita, membebani defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan,” ujar Jokowi saat meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging Pertama untuk mendukung operasional kendaraan delegasi negara-negara peserta G20.

Kondisi ini, menurutnya, tidak boleh dibiarkan berlama-lama. Indonesia harus mencari cara agar bisa mewujudkan kemandirian energi. Salah satunya membuktikan komitmen Indonesia dalam melakukan transisi energi, dengan penggunaan mobil listrik selama KTT G20.

“Presidensi G20 adalah kesempatan yang sangat baik bagi kita untuk menunjukkan berbagai komitmen terhadap pengurangan emisi CO2,” ujar Jokowi sambil menambahkan hal tersebut,  sekaligus sebagai showcase bahwa Indonesia menjadi negara terdepan dalam pengembangan kendaraan listrik.

“Mulai dari hulu di Industri baterai dan industri komponen lainnya. Sampai di hilir, pada penyiapan SPKLU dan home charging. Kita tunjukkan pada dunia bahwa ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tengah tumbuh dan berkembang cepat,” pungkas Jokowi.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan kesiapan PLN guna mendukung konversi kendaraan BBM ke listrik. Pelaksanaan konversi ini dapat menekan subsidi BBM di APBN, menghemat devisa serta menciptakan kemandirian energi nasional.

 “Kalau sebelumnya menggunakan kendaraan berbasis BBM yang berasal dari fosil dan mahal (impor), sekarang digantikan kendaraan listrik yang lebih murah dan diproduksi dalam negeri energinya,” terang dia.

Tidak hanya itu, program ini merupakan bagian dari upaya transisi energi bersih untuk mencapai target net zero emission pada 2060. Menurut perhitungan PLN, penerapan kebijakan ini berpotensi dapat mengamankan devisa negara sebesar Rp 2.044 triliun di tahun yang sama.

“Kami tekankan ekosistem kendaraan listrik bukan sekedar bisnis, tapi yang terpenting konversi ini akan menekan emisi karbon yang artinya memberikan harapan ruang hidup yang lebih bersih untuk anak cucu kita,” ungkap Darmawan.

Untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik, PLN kian gencar menambah fasilitas pengisian bahan bakar kendaraan listrik di Tanah Air. Hingga Februari 2022, total SPKLU telah beroperasi secara nasional sebanyak 267 unit di 195 lokasi. Adapun total SPKLU yang dimiliki PLN sebanyak 120 unit dan tersebar di 92 lokasi.

Akhir tahun 2022 ini, PLN menargetkan dapat menghadirkan 4.900 stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) dan 580 SPKLU untuk memudahkan para pengguna kendaraan listrik.

Khusus untuk mendukung KTT G20 terutama terkait _showcase_ kesiapan Indonesia menghadirkan ekosistem kendaraan listrik, PLN  menyediakan 60 SPKLU _ultra fast charging_ 200 kilo watt (kW) dengan investasi Rp 72,84 miliar.

SPKLU _ultra fast charging_ ini berfungsi sebagai media pengisian listrik 656 unit kendaraan listrik yang akan beroperasi selama pelaksanaan KTT G20.

“Dengan SPKLU _ultra fast charging_ 200 kW tersebut, pengisian daya kendaraan listrik hanya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit untuk 1 kendaraan,” jelasnya.

Selain SPKLU _ultra fast charging,_ PLN juga membangun 21 unit SPKLU fast charging dan memberikan dukungan dalam penyediaan 150 unit home charging. Di sisi lain, sumber listrik yang digunakan SPKLU ultra fast charging dan home charging telah memiliki sertifikasi energi terbarukan. (*andi surya)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini