Catatan: Sarah Ath Thairah
HARGA gambir kering kian merosot tajam. Otomatis membuat melemah ekonomi mayoritas petani Desa Talang Maur, Kecamatan Mungka, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar). Namun para petani itu tidak habis akal, melalui kelompoknya menciptakan produk Teh Herbal Daun Gambir. Teh ini sebagai minuman sehat dan berkhasiat.
Di Indonesia, Sumbar merupakan daerah memproduksi gambir terbanyak, salah satu Desa Talang Maur. Jadi sebagian besar ekonomi masyarakatnya bergantung pada tanaman herbal ini.
Dulu, sebelum 2016, harga gambir kering Rp115 ribu perkilogram, kini hanya Rp18 ribu perkilogram. Hal ini mendasari Kelompok Tani Desa Talang Maur menciptakan inovasi pembuatan teh herbal dari daun gambir.
Ketua Kelompok Tani Desa Talang Maur Asril menceritakan tentang proses pembuatan teh herbal dari daun gambir. Caranya tidak jauh berbeda dengan pembuatan teh pada umumnya.
Yang dimulai dari pemilihan daun gambir muda terbaik, dicuci bersih, di anginkan atau di layukan kurang lebih 24 jam. Setelah itu dilakukan pemisahan batang dengan daun.
Kemudian daun di racik menggunakan mesin. Dimemarkan atau ditumbuk. Difermentasikan selama 48 jam. Dikeringkan atau dijemur selama 4 sampai 7 hari, hingga bubuk daun teh gambir mengering dan siap dikemas.
“Daun gambir atau uncaria gambir roxb memiliki segudang manfaat bagi kesehatan tubuh. Seperti teh biasa, teh daun gambir juga mengandung katekin (catechin). Fungsinya, sebagai antioksidan bagi tubuh. Sehingga teh daun gambir cocok diminum bagi penderita maag, sakit gigi dan diare,” kata Asril.
“Sementara harga teh herbal daun gambir ini cukup murah. Hanya Rp15 ribu perkotak, berisi 20 kantong celup teh daun gambir. Biasanya, produk teh daun gambir dapat ditemui di toko-toko sekitaran Lima Puluh Kota dan melayani pemesanan online antar kota,” kata Asril lagi. ****
(Sarah Ath Thairah merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Riau)