NATUNA, KABARTERKINI.co.id – Urai Muhammad Sapiudin terbangun dari tidur paginya, Kamis 29 Juli lalu, seusai mancing ikan semalaman. Nelayan Kecamatan Serasan itu tidur diatas pompong atau kapal kecil yang labuh di dekat lokasi pemancingannya, Pulau Temoloi, Kecamatan Subi.
Sambil berbincang-bincang dengan saudaranya, Urai Ishak (38), tanpa membangunkan anaknya, Urai Qobi (16) yang masih tertidur pulas. Tiba-tiba mata lelaki berusia 50 tahun itu, melihat sesosok mayat mengapung-apung 15 meter disamping pompongnya.
Spontan Sapiudin menghubungi kenalannya, Aswat, warga Subi via ponsel. Mendengar informasi itu, Aswat menghubungi Kapolsubsektor Subi Ipda Ronald Hasudungan Simanjuntak dan Bhabinsa Desa Subi Besar Sertu Sharoji. Pukul 09.30 WIB, tim evakuasi berangkat dari Pelabuhan Subi Kecil.
Dengan menggunakan pompong, KM Siti Balqis, tim evakuasi tiba di lokasi pukul 11.30 WIB. Lalu, mayat di bawa ke Puskesmas Subi pukul 13.30 WIB. Dari hasil visum pukul 14.30, dokter puskesmas tidak bisa memastikan, adanya unsur kekerasan pada bagian tubuh mayat.
Sebab, menurut dokter, korban tidak dapat dilakukan visum luar, karena kondisi tubuh sudah hancur dan membusuk. Sehingga harus di koordinasikan ke dokter forensik. Mengingat Puskesmas Subi tidak ada tempat pendingin, mayat itu segera dikuburkan di tempat pemakaman umum.
Informasi diterima awak media, ciri-ciri mayat berjenis kelamin laki-laki, tinggi 160 cm, berkaos hitam pendek ukuran L, memakai celana dalam berwarna biru ukuran XL dan tanpa identitas. Tampak hadir di Puskesmas Subi, antara lain, Camat Subi Awang Natuna Saputra, Sekretaris Camat Subi Abdul khodir dan Bhabinkamtibmas Subi Brigadir Rolly Ravelius Sitorus. (*red)