ACEH, KABARTERKINI.co.id – PT PLN (Persero) siap menyerap produksi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) Pantan Cuaca berkapasitas 4,5 megawatt (MW) yang akan dibangun di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam. Hal ini ditandai dengan penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA), antara PLN dengan PT Hidro Jaya Konstruksi selaku produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP).
PT Hidro Jaya Konstruksi merupakan Special Purpose Company. Konsorsium antara PT Hidro Jaya Perkasa bersama perusahaan asal Korea Selatan, Dohwa Engineering Co. Ltd. Sementara PLTM ini terletak di Kabupaten Gayo Lues yang secara kelistrikan merupakan wilayah isolated yang selama ini pasokan listriknya ditopang dari genset. Daerah ini memiliki potensi sumber daya alam dan pariwisata serta dikenal sebagai penghasil kopi Gayo Aceh.
Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto menjelaskan, dengan beroperasinya PLTM Pantan Cuaca akan mampu meningkatkan bauran energi di Aceh. Proyek dengan nilai investasi Rp160 miliar ini rencananya mulai beroperasi penuh pada 2024.
“PLN mendukung penuh operasional PLTM Pantan Cuaca. Tentunya produksi PLTM Pantan Cuaca pada 2024 menjadi salah satu pendukung tercapainya target bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025,” ujar Wiluyo melalui keterangan tertulis, Sabtu 19 Februari 2022.
Dia mengatakan, PLN membeli listrik dari PLTM dengan harga yang kompetitif sebesar Rp940 per kilowatthour (kWh) atau sebesar 6,57 sen USD/kWh. Ia juga menambahkan dengan operasional PLTM ini maka PLN berpotensi menekan BPP Aceh.
Saat ini BPP subsistem isolated setempat dibanderol Rp1.800 per kWh. Sehingga pembelian tenaga listrik dari PLTM memberikan potensi penghematan sebesar Rp22 miliar pertahun.
“Nantinya PLTM ini akan terhubung jaringan 20 kV penyulang Rikit Gaib di sistem isolated Blangkejeren,” ujar Wiluyo.
GM PLN UIW Aceh, Abdul Mukhlis mengungkapkan, PLTM ini menggantikan ketergantungan PLN terhadap diesel. Selama ini PLN harus mengoperasikan dan menyewa genset.
“Oleh karena itu, dengan operasional PLTM akan mampu mengurangi pemakaian genset sehingga bisa menghemat,” ujar Abdul.
Perlu diketahui, pembangunan PLTM merupakan upaya PLN dalam mengimplementasikan Environmental, Social and Corporate Governance (ESG).
Direktur Utama PT Hidro Jaya Konstruksi, Baek Seunghwan, berkomitmen menyelesaikan pembangkitnya dengan tepat waktu. PLTM ini juga sebagai wujud dukungan Korea agar Indonesia bisa mencapai energi bersih.
“Ini merupakan kerja sama yang baik antara Indonesia dan Korea. Harapannya, dengan PLTM maka bisa menurunkan emisi karbon dan menjaga lingkungan di Indonesia,” ujar Seunghwan. (*andi surya)