kabarterkini.co.id, Natuna – Dalam penggunaan anggaran, atau Data Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Natuna Periode 2011-2015 memperoleh bantuan dari Pemerintah Kabupaten Natuna, melalui Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Natuna sekitar Rp15 milyar. Sementara dalam penggunaan anggaran selama lima tahun itu, jika dilakukan perbandingan secara detail, penuh dengan kejanggalan.
Dengan rincian, Rekapitulasi Laporan Surplus, pada 2011, KONI Natuna memperoleh bantuan melalui Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Natuna sekitar Rp6,902 milyar. Dalam Pos-Pos Rekapitulasi Laporan Surplus (Devisit), organisasi persatuan olahraga kabupaten kepulauan perbatasan di tengah negara Asean ini menulis menerima bantuan sekitar Rp6,902 milyar.
Sedangkan, anggaran bantuan diterima sebesar Rp6,850 milyar, dipergunakan KONI Natuna, dengan rincian: belanja sekretariat selama setahun, yaitu: biaya gaji dan insentif sekitar Rp19,040 juta. Honorarium/uang saku sekitar 29,5 juta. Biaya listrik sekitar Rp1,999 juta. Biaya air sekitar Rp126 ribu. Biaya telepon dan faksimili sekitar Rp346 ribu. Biaya internet sekitar Rp3,064 juta.
Biaya langganan surat kabar/majalah sekitar Rp694 ribu. Biaya iklan sekitar Rp9 juta. Biaya ATK sekitar Rp1,492 juta. Biaya cetak/pengadaan sekitar Rp783 ribu. Biaya paket/pengiriman sekitar Rp2 juta. Biaya service kenderaan sekitar Rp1,485 juta. Biaya sewa gedung/kantor Rp70 juta. Biaya makan dan minum sekitar Rp8 juta. Biaya pakaian dan atributnya sekitar Rp89,950 juta. Biaya perjalanan dinas sekitar Rp117 juta. Biaya pemeliharaan gedung/kantor sekitar Rp6,4 juta. Biaya operasional lain, sekitar Rp34,682 juta.
Belanja kegiatan/kompetensi sekitar Rp3,214 milyar, terdiri dari pelantikan pengurus KONI Natuna 2011 – 2015 sekitar Rp108 juta. KONI Cup Natuna 2011 sekitar Rp2,331 milyar. Fun Bike dalam rangka HUT Natuna sekitar Rp264 juta. Pekan Olahraga KONI Natuna di Kecamatan Midai sekitar Rp310 juta. Bantuan kegiatan Indonesia Bersepeda sekitar Rp10 juta. Bantuan pertandingan tenis meja Natuna 2011 sekitar Rp42 juta.
Bantuan perayaan Olahraga Bandarsyah sekitar Rp5 juta. Bantuan perayaan Olahraga Desa Cemaga sekitar Rp10 juta. Belanja pembinaan dan bantuan keuangan (pengcab-red) sekitar Rp3,127 milyar. Belanja investasi peralatan dan mesin sekitar Rp103 juta. Jumlah surplus pada 2011, sekitar Rp58 juta.
Rekapitulasi Laporan Aset, peralatan Kantor KONI Natuna 2011, kursi tamu bludru 20 unit, harga sekitar Rp7,2 juta. AC 2 unit, harga sekitar Rp7,3 juta. Notebook Thosiba 2 unit, harga sekitar Rp10,2 juta. Mesin genset 1 unit, harga Rp14 juta. Sepeda motor super track 1 unit, harga sekitar Rp65 juta.
Rincian Laporan Keuangan 2012, Koni Natuna menerima bantuan dari Pemerintahan Kabupaten Natuna melalui BPKAD Natuna sebesar Rp1,2 milyar. Dalam Pos-Pos Rekapitulasi Laporan Surplus (Devisit), tertulis sekitar Rp1,258 milyar.
Sedangkan, anggaran bantuan diterima sebesar Rp1,2 milyar, dipergunakan KONI Natuna, untuk biaya operasional selama setahun, terdiri dari belanja sekretariat sekitar Rp501 juta, dengan rincian: biaya gaji dan insentif sekitar Rp29,040 juta. Biaya listrik sekitar Rp7,158 juta. Biaya telepon dan faksimili sekitar Rp11,214 juta. Biaya internet sekitar Rp8,456 juta.
Biaya langganan surat kabar/majalah sekitar Rp2,4 juta. Biaya iklan sekitar Rp186 juta. Biaya ATK sekitar Rp8,180 juta. Biaya cetak/pengadaan sekitar Rp15 juta. Biaya sewa gedung/kantor Rp65 juta. Biaya makan dan minum sekitar Rp14,195 juta. Biaya perjalanan dinas sekitar Rp70 juta. Biaya pembinaan wasit/atlit sekitar Rp36 juta.
Biaya pemeliharaan gedung/kantor sekitar Rp250 ribu. Biaya operasional lain, sekitar Rp46,860 juta. Belanja pembinaan dan bantuan keuangan (pengcab-red) sekitar Rp724 juta. Belanja investasi peralatan dan mesin sekitar Rp18,3 juta. Jumlah surplus pada 2012, sekitar Rp13 juta.
Rekapitulasi Laporan Aset, peralatan Kantor KONI Natuna 2012, camera Canon EOA 60D 1 unit, harga sekitar Rp12,5 juta. Printer Canon Jet 1 unit, harga sekitar Rp3,2 juta. Mesin faksimili 1 unit, harga sekitar Rp2,6 juta.
Rincian Laporan Keuangan 2013, Koni Natuna menerima bantuan dari Pemerintahan Kabupaten Natuna melalui BPKAD Natuna sebesar Rp1,220 milyar. Namun dalam Pos-Pos Rekapitulasi Laporan Surplus/Devisit, tertulis sekitar Rp1,237 milyar.
Sedangkan, anggaran bantuan diterima sebesar Rp1,220 milyar, dipergunakan KONI Natuna, untuk biaya operasional selama setahun, terdiri dari belanja sekretariat sekitar Rp217 juta. Dengan rincian: biaya gaji dan insentif sekitar Rp25,320 juta. Honorarium/uang saku sekitar Rp2,120 juta. Uang lembur Rp1,050 juta.
Biaya perlengkapan kantor sekitar Rp37,408 juta. Biaya listrik sekitar Rp4,852 juta. Biaya air sekitar Rp1,250 juta. Biaya telepon dan faksimili sekitar Rp6,855 juta. Biaya internet sekitar Rp3,917 juta. Biaya langganan surat kabar/majalah sekitar Rp2,266 juta.
Biaya ATK sekitar Rp1,602 juta. Biaya cetak/pengadaan sekitar Rp222 ribu. Biaya service kenderaan sekitar Rp3,450 juta. Biaya Bahan Bakar Minyak sekitar Rp549 ribu. Biaya sewa gedung/kantor RpRp65,6 juta. Biaya sewa mobilitas sekitar Rp250 ribu.
Biaya makan dan minum sekitar Rp7,466 juta. Biaya pakaian dan atribut sekitar Rp4,9 juta. Biaya perjalanan dinas sekitar Rp20,5 juta. Biaya transportasi dan akomodasi sekitar Rp7,5 juta. Biaya pembinaan wasit/atlit sekitar Rp6,5 juta. Biaya operasional lain, sekitar Rp14,332 juta.
Belanja pembinaan dan bantuan keuangan (pengcab-red) sekitar Rp841 juta. Belanja investasi peralatan dan mesin sekitar Rp76,770 juta. Jumlah surplus pada 2013, sekitar Rp99,749 juta.
Rekapitulasi Laporan Aset, peralatan Kantor KONI Natuna 2013, AC 1 unit, harga sekitar Rp4,650 juta. Mesin faksimili 1 unit, harga sekitar Rp2,6 juta. Proyektor Sony VPL – EX 130 1 unit, harga sekitar Rp9,5 juta. Sepeda motor super track 1 unit, harga sekitar Rp60 juta.
Rincian Laporan Keuangan 2014, Koni Natuna menerima bantuan dari Pemerintahan Kabupaten Natuna melalui BPKAD Natuna sebesar Rp6,3 milyar. Dalam Pos-Pos Rekapitulasi Laporan Surplus/Devisit, tertulis sekitar Rp6,406 milyar.
Sedangkan, anggaran bantuan diterima sebesar Rp6,3 milyar, dipergunakan KONI Natuna, untuk biaya operasional selama setahun, terdiri dari belanja sekretariat sekitar Rp465 juta. Dengan rincian: biaya gaji dan insentif sekitar Rp29,6 juta. Honorarium/uang saku sekitar Rp5,952 juta. Uang lembur Rp1,950 juta.
Biaya perlengkapan kantor sekitar Rp16,690 juta. Biaya listrik sekitar Rp5,032 juta. Biaya air sekitar Rp1,348 juta. Biaya telepon dan faksimili sekitar Rp11,555 juta. Biaya internet sekitar Rp752 ribu. Biaya langganan surat kabar/majalah sekitar Rp1,920 juta.
Biaya iklan sekitar Rp2,115 juta. Biaya ATK sekitar Rp3,2 juta. Biaya dokumentasi dan publikasi sekitar Rp645 ribu. Biaya cetak/penggandaan sekitar Rp1,143 juta. Biaya premi asuransi sekitar Rp4,405 juta.
Biaya service kenderaan sekitar Rp21,850 juta. Biaya penggantian suku cadang kenderaan sekitar Rp765 ribu. Biaya bahan bakar minyak sekitar Rp2,917 juta. Biaya sewa gedung/kantor sekitar Rp100 juta.
Biaya sewa mobilitas sekitar Rp4,186 juta. Biaya sewa peralatan dan mesin sekitar Rp200 ribu. Biaya makan dan minum sekitar Rp19,6 juta. Biaya perjalanan dinas sekitar Rp138 juta. Biaya transportasi dan akomodasi sekitar Rp78,5 juta.
Biaya bantuan kontingen sekitar Rp950 ribu. Biaya pembinaan wasit/atlit sekitar Rp800 ribu. Biaya pemeliharaan gedung/kantor sekitar Rp6,157 juta. Biaya pemeliharaan peralatan dan mesin sekitar Rp3,189 juta.
Belanja kegiatan/kompetisi diperuntukan bagi Panitia Porprov III 2014 di Karimun, sekitar Rp2,489 milyar. Belanja pembinaan dan bantuan keuangan (pengcab-red) sekitar Rp3,089 milyar. Belanja investasi peralatan dan mesin sekitar Rp24 juta. Jumlah surplus, sekitar Rp328 juta.
Rekapitulasi Laporan Aset, peralatan Kantor KONI Natuna 2014, Notebook Lenovo, tak dijelaskan berapa unit, harga sekitar Rp6,8 juta. Kursi hidrolik 3 unit, harga sekitar Rp7,250 juta. TV LED Sharp 1 unit, harga sekitar Rp3 juta. Mobeler meja/kursi 1 unit, harga sekitar Rp7 juta.
Rincian Laporan Keuangan 2015, Koni Natuna tidak menerima bantuan dari Pemerintahan Kabupaten Natuna. Penerimaan selama satu tahun itu, merupakan sisa anggaran 2014, sekitar Rp328 juta. Dalam Pos-Pos Rekapitulasi Laporan Surplus/Devisit, anggarannya dipergunakan, untuk biaya operasional selama setahun, terdiri dari belanja sekretariat sekitar Rp250 juta.
Dengan rincian: biaya gaji dan insentif sekitar Rp38,4 juta. Honorarium/uang saku sekitar Rp6,5 juta. Biaya perlengkapan kantor, sekitar Rp2,1 juta. Biaya listrik sekitar Rp6,5 juta. Biaya air sekitar Rp2,5 juta. Biaya internet sekitar Rp10,084 juta. Biaya langganan surat kabar/majalah sekitar Rp3,352 juta. Biaya ATK sekitar Rp2,9 juta.
Biaya cetak/penggandaan sekitar Rp319 ribu. Biaya jasa kebersihan/keamanan/kesehatan sekitar Rp10 ribu. Biaya service kenderaan sekitar Rp3,1 juta. Biaya bahan bakar minyak sekitar Rp1 juta. Biaya sewa gedung/kantor sekitar Rp75 juta. Biaya makan dan minum sekitar Rp7,8 juta. Biaya perjalanan dinas sekitar Rp67 juta.
Biaya akomodasi dan transportasi sekitar Rp561 ribu. Biaya pemeliharaan gedung/kantor sekitar Rp1,6 juta. Biaya pemeliharaan peralatan dan mesin sekitar Rp2,3 juta. Biaya operasional lainnya, sekitar Rp18 juta. Belanja pembinaan dan bantuan (Pengcab-red) sekitar Rp79,5 juta. Jumlah surplus tahun berjalan, Rp0 (nol).
Catatan penting, lima tahun menerima bantuan, KONI Natuna membeli motor super track pada 2011 – 2013, masing-masing seharga Rp65 juta dan Rp60 juta. Yang menjadi pertanyaan, kemana aset motor dua unit itu berada?
“Motor super track, tidak masuk dalam catatan aset KONI Natuna,” kata Ketua Umum KONI Natuna Zamroni saat di konfirmasi melalui ponsel, Sabtu 6 Oktober 2018 siang. “Catatan aset organisasi kami punya, hanya mobil, dengan pajak sudah lama mati.”
Dengan statmen ketua organisasi olahraga periode 2017 – 2021 itu, maka semakin terbuka catatan aset lain tak diketahui rimbanya, yaitu: kursi tamu bludru 20 unit, AC 3 unit, Notebook Thosiba 2 unit, Notebook Lenovo (tak ditulis berapa unit-red), mesin genset 1 unit, camera Canon EOA 60D 1 unit, printer Canon Jet 1 unit, mesin faksimili 2 unit, proyektor Sony VPL – EX 130 1 unit, kursi hidrolik 3 unit, TV LED Sharp 1, dan meubeler meja/kursi Kantor KONI Natuna 1 unit.
Catatan penting lain, sewa kantor KONI Natuna lama, Jalan Sudirman, Ranai Darat, di bayar pertahun, Rp70 juta 2011, Rp65 juta 2012, Rp65,6 juta 2013, Rp100,8 juta 2014, dan Rp75 juta 2015.
“Terlalu mahal harga sewa kantor KONI Natuna 2011-2015,” kata sumber Kabarterkini.co.id. “Sewa ruko bertingkat dua dalam kota hanya sekitar Rp35 juta pertahun,” kata sumber itu lagi.
Yang menjadi pertanyaan, apakah catatan Laporan Keuangan KONI Natuna 2011-2015, dipergunakan semestinya? Hanya aparat penegak hukum, Kepolisian atau Kejaksaan punya wewenang memeriksa. Ayo, apa berani memeriksanya? (*andi surya)