NATUNA, KABARTERKINI.co.id – Foto-foto kunjungan Calon Bupati dan Wakil Bupati Natuna Nomor Urut 2, Wan Siswandi-Rodhial Huda (WS-RH) di Desa Seluan, atau Pulau Seluan, Kecamatan Bunguran Utara viral di dunia maya, Ahad 1 November 2020. Edo Natuna dan Ilham, dua nitizen memviralkan foto-foto itu, di akun Facebook-nya, maupun di Grup yang mempunyai follower cukup melimpah ruah, seperti Berita Natuna. Ilham malah menulis di statusnya, sebagai keterangan foto, “Salam Dua Jari.”
Puluhan ribu pasang mata pecinta dunia maya, sedang online pasti melihatnya. Lebih banyak menyukai dan berkomentar positif dari pada negatif. Diantara foto-foto diambil dari sudut pandang berbeda, salah satunya sangat menarik perhatian, yaitu Tugu Tangan, menunjuk dua jari.
Seolah-olah Tugu Tangan warna kuning emas itu, memberi tanda, Paslon WS-RH sangat layak mendapat nomor urut 2. Atau sangat layak di pilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Natuna 2021-2024. Karena Ahli Birokrasi dan Ahli Maritim itu, bakal membawa perubahan bagi pembangunan kabupaten kepulauan perbatasan di tengah negara Asean ini.
Wan Sis -sapaan akrab Wan Siswandi- berkarier sebagai birokrat dari level bawah. Putra asli Bunguran Timur itu, pernah menjabat sebagai Kepala Desa, Lurah, Camat, Kepala Badan, Kepala Dinas dan terakhir, sebelum mundur dari PNS, menjabat Sekretaris Daerah Natuna.
Sehingga soal birokrasi, tidak diragukan lagi. Seandai terpilih menjadi Bupati Natuna 2021-2024, Wan Sis tidak perlu belajar birokrasi. Ia tinggal datang ke Kantor Bupati Natuna, langsung menggerakan roda pembangunan daerah.
Rodhial Huda -biasa disapa- Wak Yal. Menurut Marwan Mahmud, di Grup Facebook Serasan Kampong Kite, adalah seorang motivator Maritim, karena Calon Wakil Bupati Natuna Nomor Urut 2 itu, pelaku pada bidang tersebut.
“Bukan macam kita besar kelakar (bergurau),” tulis Marwan, Ahad 4 Oktober 2020. “Saya kenal Rodhial bukan setahun dua tahun, kami berteman sejak kelas 1 SMA Negeri 2 Tanjungpinang Alumni 1988.”
Setelah menamatkan SLTA, sambung Sekretaris Umum Gelora Sukabumi, Jawa Barat itu, Rodhial melanjutkan ke P3B, atau Pendidikan Perwira Pelayaran Besar, Semarang. Sedangkan Marwan melanjutkan ke IPB atau Institut Teknologi Bandung.
“Lulus dari P3B, Rodhial kerja di kapal asing rute Asia dan Eropa,” ungkapnya. “Saya kerja di perusahan asing, Air Products and Chemicals Inc, USA dan dapat tugas belajar di Allentown PA, di USA juga.”
Setelah pulang dari USA, Marwan sempat berjumpa Rodhial di Singapura. Dia menjadi Kapten Kapal Ferry Penyeberangan Batam-Singapura. Dua tahun kemudian ketemu Rodhial, dia sudah jadi Dosen Pendidikan Pelaut Indonesia, Batam.
Tapi beberapa tahun setelah itu, Marwan mendapat kabar Rodhial pulang ke kampung halaman, Natuna dan meninggalkan semua kemewahan di Batam. Lalu, menjadi nelayan dan hidup di basecamp (waring) ikan selama 4 tahun.
“Selama di basecamp, Rodhial mempelajari dan mempraktekkan ilmunya, salah satu budi daya ikan napoleon,” papar Marwan. “Sehingga dia dikenal sebagai ahli ikan napoleon di Jakarta, dan sangat akrab dengan Profesor Rokhmin Dahuri (mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI-red).”
Jadi, katanya, Rodhial bukan hanya sebagai motivator atau berteori, melainkan ahli tentang dunia Kemaritiman. Ilmu dia peroleh, langsung di praktekan dilapangan.
“Soal promosi wisata Natuna,” kata Marwan, dalam foto profil Facebook-nya, bernama Marwan Mahmud Khalidi itu. “Rodhial pertama kali memasukkan kapal pesiar ke Natuna, demi mengenalkan kabupaten perbatasan itu, ke mancanegara.” (*andy surya)