CERITA BANGUNAN RUMAH NELAYAN

0
575
Dari lelang, papan plang hingga progres pembangunan, proyek perumahan nelayan Sebinteh tidak transparan. Proyek Kementerian Pekerjaan Umum RI pada 2016. Anggaran sekitar Rp10 milyar. 

kabarterkini.co.id, NATUNA – Hari mulai tinggi, terik mentari sangat menyengat, tapi Abdul -sebut namanya demikian- bersama seorang rekannya tidak peduli. Mereka tetap menunaikan kewajiban, bekerja membangun satu unit perumahan, dari puluhan unit perumahan setengah jadi, Sabtu 3 September 2016. Puluhan perumahan setengah jadi, karena baru berdiri batako, kusen pintu,  kusen jendela, dan belum terpasang bumbung atap.

Perumahan jenis tipe 36, dua kamar tidur itu sangat kokoh, dibangun di kawasan Sebinteh, Kecamatan Bunguran Batubi, Kabupaten Natuna. Informasi dihimpun, pembangunan perumahan, sebanyak 50 unit, di bangun Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, untuk nelayan Natuna. “Proyek perumahan nelayan itu, di lelang sekitar Maret 2016,” kata sumber Info Nusantara, Kamis 1 September 2016. “Saya tidak tahu, kapan mulai dibangun.”

Di papan plang, terpampang di samping kanan pintu masuk perumahan, tertulis : Pekerjaan Pembangunan Rumah Khusus Reguler. Lokasi, Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Nomor Kontrak, KU. 08.08/PK-PRKSREGULER/SATKER-PRKS/RKR16-01/02. Tanggal 2 – 3 – 2016. Waktu Pelaksanaan, 150 Hari Kalender. Sumber Dana, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2016.

Kontraktor Pelaksana,  PT Citra Andika. Konsultan Pengawas, PT Pradipta Raya Sejahtera. Yang anehnya, di papan plang, tidak tertulis, kapan proyek mulai dikerjakan, berapa jumlah unit dan anggarannya. Hanya, informasi dari sumber Info Nusantaraharus diralat, sebab proyek pembangunan perumahan bukan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

Mengingat dipapan plang, tulisan paling atas, proyek perumahan itu dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Direktorat Jenderal Penyediaan Rumah, Satuan Kerja Penyediaan Rumah Khusus Strategis. “Memang benar, pembangunan rumah ini, untuk perumahan nelayan,” kata Abdul. “Jumlah bakal dibangun sekitar 50 unit.”

Tipe berapa rumah ini? Rekan Abdul menjawab, mereka kurang tahu tipe berapa. Yang pasti, rumah ini punya satu ruang tamu, dua kamar tidur dan satu kamar mandi. Halaman perumahan cukup luas, bisa dibangun garasi dikanan kiri. “Perumahan ini cukup mewah,” katanya. “Antara satu rumah kerumah lain, punya jarak tanah.”

Sebelum awak media bergerak pulang, Abdul menyarankan agar jumpa langsung orang kepercayaan kontraktor pelaksana. Nama orang kepercayaan itu, Aldi. Dia sering nongkrong di kedai, persimpangan Batubi, tak jauh dari sini. “Ingin tahu soal perumahan ini, coba tanya Aldi,” Abdul menyarankan. “Dia naik mobil Avanza warna hitam.”

Ketika Aldi di sambangi di kedai persimpangan Batubi, tidak terlihat kenderaan roda empat tunggangannya. Padahal, awak media punya segudang pertanyaan tentang pembangunan perumahan nelayan Natuna. Informasi diterima dari sumber lain, proyek itu, semula akan di bangun di Kelarik, Kecamatan Bunguran Utara. Kelarik sekitar 100 kilometer dari kota Ranai, Ibukota Natuna. Dari Sebinteh, sekitar 20 kilometer.

Sementara Sebinteh dari Kota Ranai, jaraknya sekitar 70 kilometer. “Proyek di pindah dari Kelarik, karena pemilik lahan, tidak jadi menghibahkan tanahnya,” kata seorang tokoh pemuda Batubi yang tidak mau disebut namanya. “Hanya kita tidak tahu, siapa nama pemilik lahan di Kelarik.”

Lalu, berapa anggaran sebenar perumahan nelayan itu. Ia mendengar kabar, anggaran proyek sekitar Rp9 atau Rp10 milyar. Akan dibangun 50 unit. Namun, karena terjadi penambahan pekerjaan penimbunan dan pematangan lahan, kemungkinan berkurang beberapa unit. “Saya rasa akan terbangun sekitar 40-an unit saja,” katanya. “Wajar, berkurang, terjadi penambahan pekerjaan.”

Sumber lain mendengar cerita, proyek itu dilelang tanpa gambar perencanaan. Lelang di Jakarta. Setelah ditetapkan pemenang, baru gambar perencanaan muncul belakangan. “Saya atau siapa pun kontraktornya akan kelimpungan, jika gambar perencanaan diterima seusai lelang,” katanya. “Kemarin dilelang,  mungkin gambar perencanaan tidak jelas.” (*andi surya)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini