Catatan: Andi Surya
BICARA transportasi laut dan udara, Kepulauan Anambas paling terdepan di Kepulauan Riau (Kepri). Meskipun kabupaten seribu pulau itu, berada cukup jauh dari Tanjungpinang, Ibukota Provinsi Kepri, tidak menghalangi pemerintahannya terus berbenah memperpendek rentang kendali.
Padahal jika bicara umur, Kepulauan Anambas cukup muda belia, hanya 12 tahun. Oleh karena transportasi laut dan udara lancar jaya, masyarakat kabupaten kepulauan perbatasan di tengah negara Asean ini, sering bepergian keluar daerah.
Kapal cepat cukup mewah hilir mudik setiap hari menjelajah perairan Kepulauan Anambas menuju ke Batam dan Tanjungpinang. Harga tiket cukup murah, hanya berkisar Rp400 ribuan. Berbanding lurus dengan pesawat udara, berada di Jemaja dan Matak.
Jadi dengan pemerintahannya benar-benar ingin membangun dan mensejahterakan masyarakatnya, maka Pemerintah Republik Indonesia wajib melirik kabupaten perbatasan ini, dengan sejumlah program kerja. Sebab harus diingat, Kepulauan Anambas bukan hanya berbatasan satu negara, melainkan dikelilingi sejumlah negara.
Yakni, Thailand, Vietnam, Hongkong, Tiongkok, Filipina, Brunai, Malaysia, Singapura dan Malaysia Timur. Peluang sebagai destinasi wisata cukup menjanjikan, jika kabupaten kaya minyak, gas, perikanan dan pariwisata ini ditetapkan sebagai kawasan lintas negara.
Dengan ditetapkan sebagai kawasan lintas negara, bukan hanya sektor pariwisata, sektor jasa transportasi laut dan udara cukup menjanjikan. Sebab di laut, ratusan kapal luar negeri terpaksa berkeliling jika ingin melintas. Ratusan pesawat udara luar negeri tidak bisa singgah.
Padahal pada dua sektor itu digarap, cukup jelas pundi-pundi uang bakal masuk ke kas negara. Segendang seirama dialami Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas. Dari menjual keperluan kapal atau pesawat udara luar negeri, masyarakat kabupaten perbatasan ini semakin sejahtera. ****