Jeritan Hati Pelaku Bentor Lhokseumawe di Masa Pandemi Covid-19 

0
1034

LHOKSEUMAWE, KABARTERKINI.co.id – Penyedia jasa becak kendaraan bermotor (bentor) di Lhokseumawe, Aceh, nasibnya kian tidak menentu. Sejak merebaknya wabah pandemi Covid-19 pada Maret 2020 lalu, kini pendapatan mereka turun drastis. Bahkan hanya sekedar makan sehari-hari, sangat kesulitan.

Agus (51), salah seorang dari sekian banyak penyedia bentor di Lhokseumawe merasakannya. Saat ditemui, ia terlihat gelisah. Setelah turun dari cabin kendaraan roda tiganya, mata Agus memandang jauh ke berbagai sudut. Ia sangat berharap satu atau dua pejalan kaki bersedia memakai jasanya.

Bentor berwarna hitam kombinasi hijau miliknya itu, ia parkir di depan kawasan pusat perbelanjaan yang hanya sekitar 100 meter dari gedung DPRK Lhokseumawe. Disitulah ia bersama rekan-rekannya sesama penyedia jasa bentor menanti penumpang, berharap menghasilkan pundi-pundi rupiah.

“Kami hanya bisa  pasrah dengan kondisi saat ini. Penghasilan sehari-hari tidak cukup membuat dapur mengepul,” ungkap agus terlihat seolah-olah melepaskan jeritan hatinya, pada awak media, Selasa 3 November 2020.

Jika pada hari biasa, ia dapat membawa uang hingga Rp80 ribu rupiah. Namun sejak Covid-19 mewabah, tidak jarang pulang dengan tangan hampa.

“Terkadang dari pagi hingga petang, kami dapat rezeki hanya Rp10 ribu. Paling banyak Rp30 ribu. Bahkan ada tidak dapat sama sekali,” kata Agus dalam kepasrahan.

Pria paruh bayah itu, mengaku  sudah puluhan tahun menggeluti profesi sebagai penyedia jasa transportasi umum bentor di Lhokseumawe. Namun baru kali ini merasakan dampak perekonomian sangat terpuruk.

“Saat ini anak sekolah pada libur. Penumpang menjadi langganan tetap kami itu anak sekolah. Kadang-kadang kami sampai ketiduran di becak karena menunggu penumpang di pangkalan yang saat ini sangat sepi,” keluhnya.

Tidak hanya ratusan pengemudi bentor di Kota Lhokseumawe terdampak pandemi Covid-19, puluhan tukang ojek Kecamatan Muara Dua, bernasib sama. Yang merasakan sulitnya memperoleh rupiah ditengah pandemi Covid-19.

“Sekarang sangat sepi. Pelanggan lebih memilih naik motor pribadi atau meminta dijemput kerabatnya,” kata Safar (56), salah seorang tukang ojek di Desa Blang Weu yang kerab mangkal di Sp Buloh.

Sementara mereka berharap agar pemerintah dapat memperhatikan nasib tukang becak dan ojek dengan menyalurkan bantuan. Karena penghasilan mereka jauh dari kata cukup.

“Sampai saat ini saya tidak pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah terkait bantuan terdampak Covid-19. Tapi kalau rekan-rekan lain, saya tidak tahu,” ujar Agus.

Krisis ekonomi di masa pandemi Covid-19 hampir merambat ke seluruh negara di dunia. Dengan menyebarnya virus ini mengakibatkan muncul permasalahan, termasuk Indonesia.

Tentu hal ini menjadi harapan dan keingin semua lapisan masyarakat yang terdampak wabah Covid-19. Harapan mereka, Indonesia harus segera pulih dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19. (*fadhil)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini