Tetap Masuk Laut Natuna Utara, Kapal Coast Guard China “Keras Kepala”

0
1740
MANTAU Kapal Coast Guard China (foto istimewa)

NATUNA, KABARTERKINI.co.id – Kapal Coast Guard atau Penjaga Pantai China dinilai “keras kepala”. Karena berulangkali memasuki ZEEI wilayah Laut Natuna Utara. Meski pun di usir, kadang tidak bergeming, alias tetap tidak mau keluar, contoh Kapal Coast Guard China nomor lambung 5204 ini.

Dari pengamatan Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI, dilansir dari kompas.com, Ahad 13 September 2020, Kapal Coast Guard Negeri Tirai Bambu itu, diketahui masuk perairan Indonesia pada Sabtu 12 September 2020, sekitar pukul 10.00 WIB.

Menyikapi hal itu, Bakamla melalui rilis menerjunkan KN Nipah 321 untuk mengusir kapal itu. Sementara KN Nipah 321 merupakan salah satu unsur Bakamla RI yang bertugas melakukan operasi cegah tangkal 2020 di wilayah zona maritim barat.

Namun dari komunikasi petugas Bakamla via radio, ternyata Kapal Coast Guard China itu enggan meninggalkan lokasi perairan Indonesia. Mereka beralasan Laut Natuna Utara berada di area nine dash line yang merupakan wilayah teritorial China.

Padahal, berdasarkan UNCLOS 1982 keberadaan nine dash line tidak diakui. Terkait hal itu, kedua kapal hingga saat ini masih berada di lokasi dan saling membayangi.

Bakamla sejauh ini masih melakukan upaya koordinasi dengan Kemenkopolhukam dan Kemenlu untuk menentukan langkah selanjutnya.

Upaya kapal China merangsek di perairan Indonesia bukan kali ini terjadi. Sebelumnya, Sabtu 11 Januari 2020 hal serupa pernah mereka lakukan. Bahkan, pemantauan dilakukan TNI saat itu ditemukan 30 kapal ikan asing bersama Kapal Coast Guard China masuk Laut Natuna Utara.

Panglima Komando Gabungan Wilayah I (Pangkogabwilhan) Laksdya TNI Yudho Margono saat itu langsung menerjunkan tiga KRI, yakni KRI Karel Satsuit Tubun (KST) 356, KRI Usman Harun (USH) 359 dan KRI Jhon Lie 358 untuk mengusir.

“Yang pertama kita lakukan, yakni tindakan secara persuasif, dengan menginformasikan kapal-kapal itu bahwa mereka telah masuk wilayah Indonesia dan kemudian dilakukan pengusiran,” kata Yudho. (*andy surya)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini