NATUNA, KABARTERKINI.co.id – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Natuna menggelar sosialisasi Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak. Sosialisasi berlangsung di Gedung Serbaguna Kantor Desa Sungai Ulu, Kecamatan Bunguran Timur, Rabu pagi 21 Juni 2023.
Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) DP3AP2KB Natuna Yuli Ramadhanita dalam sambutan mengatakan, sosialisasi dilaksanakan demi mencegah terjadi tindak Kekerasan Terhadap Anak (KTA), Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), Anak Berhadapan Hukum (ABH) dan Perkawinan Anak dalam upaya Pencegahan Kekerasan terhadap Anak.
“Saya berharap dari sosialisasi ini dapat memberikan peran kader Forum Anak, Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), Satgas Bebas Kekerasan serta Komunitas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap anak,” kata Yuli.
“Kegiatan ini kita laksanakan selama satu hari, dari pagi hingga sore,” katanya lagi, sambil menambahkan sosialisasi ini sangat penting dilaksanakan, karena kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Natuna setiap tahun terus meningkat. Bahkan mirisnya, pelaku justru orang tua mereka sendiri.
“Padahal peran orang tua, atau orang-orang terdekat dan lingkungan sekitar sangat penting, dalam melindungi perempuan dan anak dari tindakan kekerasan, serta mencegah keterlibatan anak berhadapan dengan hukum,” tegas Yuli.
Kasat Reskrim Polres Natuna Iptu Apridony, selaku narasumber menjelaskan, ada beberapa faktor yang mengakibatkan terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Pertama, kurangnya komunikasi orang tua terhadap anak, tidak adanya keharmonisan dalam rumah tangga, kesalahan istri dan ketidak mampuan suami secara ekonomi.
“Faktor lain, misalnya kasus perselingkuhan, pengaruh minuman keras atau miras dan akibat adanya kawin paksa dari keluarga,” jelas Apridony sambil mengimbau kepada para orang tua, agar dapat merubah pola didik terhadap anak. Sebab, pola didik anak sekarang dengan dulu, sangat berbeda. Hal ini dipengaruhi kemajuan teknologi.
“Jangan kita pakai pola asuh orang tua kita dulu, pakai cara kekerasan dan mengancam. Justru kadang anak malah lari dari rumah. Posisikan anak itu sebagai teman, sebagai sahabat, ajak mereka ngobrol, itu lebih efektif. Karena anak-anak sekarang sudah terpengaruh dengan gadget,” tutur Apridony.
Perwira Kepolisian balok dua emas itu mengakui, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Natuna cukup tinggi. Bahkan hingga Juni 2023, sudah terjadi 5 kasus yang korbannya melibatkan perempuan dan anak.
“Saya masih mempelajari pola pengasuhan orang tua terhadap anak, kenapa ini semua bisa terjadi. Dan ini merupakan proses penelitian saya secara tidak langsung,” kata Apridony mengakhiri. (*budi)
Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari KABARTERKINI.co.id. Ayo bergabung di Facebook dan Instagram KABARTERKINI.co.id, atau klik link https://www.kabarterkini.co.id