Potensi Perikanan dan Kondisi Nelayan Indonesia 

0
558
PETA Kabupaten Natuna (foto istimewa)

Catatan: Harken

SETIAP 6 April diperingati sebagai Hari Nelayan Nasional. Dengan peringatan ini, mari kita sejenak memberi apresiasi atas kinerja dilakukan nelayan Indonesia selama ini. Yang terus berupaya penuh semangat memenuhi kecukupan gizi dan protein bagi masyarakat serta berkontribusi bagi keuangan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Jadi peringatan Hari Nelayan Nasional bukan hanya terbatas di apresiasi, namun bagaimana membangkitkan, menggerakan dan mendorong nelayan Indonesia bisa mencapai adil dan makmur, sesuai undang-undang berlaku. Karena pertanyaan besar sering muncul disetiap peringatan Hari Nelayan Nasional, yakni kesejahteraan nelayan Indonesia. Dengan kesejahteraan, mereka bisa keluar dari kemiskinan atau keterbelakangan.

Oleh karena itu, Pemerintah RI harus memberi perlindungan, pemberdayaan serta meningkatkan sumber daya manusia nelayan Indonesia. Sehingga mereka tidak tertinggal dari nelayan mancanegara yang semakin modern dalam menangkap ikan.

Caranya, Pemerintah RI harus hadir dalam menjawab permasalahan dihadapi nelayan Indonesia, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016. Salah satu point dalam undang-undang itu, Pemerintah RI bisa memberikan perlindungan, pemberdayaan, jaminan keamanan dan keselamatan nelayan Indonesia.

Mengingat, Indonesia memiliki luas wilayah sebesar 7.81 juta kilometer persegi, terdiri dari 2.01 juta kilometer persegi daratan, 3.25 juta kilometer persegi lautan, serta 2,55 juta kilometer persegi  Zona Ekonomi Eksklusif ( ZEE ). Otomatis ini merupakan potensi besar dalam mengelola sektor perikanan.

Sebab terdapat 13 sektor  perekonomian Indonesia yang berkaitan kelautan dan perikanan, mulai dari perikanan tangkap, budidaya, industri pengolaan hasil budidaya, industri bioteknologi kelautan, pertambangan dan energi, pariwisata bahari, tranportasi laut, sumber daya nonkonvensional, pulau-pulau kecil, benda-benda warisan budaya, bangunan kelautan, jasa lingkungan konversi serta biodiversitas.

Kontribusi sektor perikanan terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 2,4 persen dari total PDB indonesia pada 2019 (data BPS). Kemudian, Kementrian Kelautan dan Perikanan memaparkan tiga program menjadi prioritas hingga 2024, antara lain peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak ( PNBP ) dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk kesejahteraan nelayan.

Pengembangan perikanan budidaya peningkatan ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan. Pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal. Dengan tiga program ini sudah dapat diwujudkan dan kembali dirasakan nelayan Indonesia, seperti dalam bentuk asuransi kesehatan dan ketenagakerjaan.

Apabila nelayan sudah mendapat jaminan dalam bentuk asuransi, tentu nelayan Indonesia akan fokus dalam menjalani aktifitasnya menangkap ikan. Pemberdayaan dilakukan tentu harus sesuai dengan kebutuhan nelayan Indonesia. Sehingga tepat sasaran dan bisa di selaraskan dengan kearifan lokal.

Dari beberapa permasalahan di hadapi nelayan Indonesia, salah satunya ketidakpastian penghidupan sebagai nelayan. Sehingga mereka banyak beralih profesi. Mengingat bukan hanya masalah ekonomi dihadapi nelayan Indonesia, namun faktor lainnya, misal pergantian musim.

Dimana pada musim-musim tertentu, cuaca sangat ekstrem. Akibatnya nelayan Indonesia yang mempunyai armada kecil tidak berani melakukan aktifitas menangkap ikan. Lalu, keberadan nelayan asing dan ketentuan toritorial negara tetangga, yakni Australia, Malaysia, PNG.

Untuk itu nelayan Indonesia harus diberikan pemahaman literasi perihal regulasi yang berlaku. Supaya mereka tidak melakukan pelanggaran dalam melakukan aktifitas penangkapan ikan. Beberapa kasus masuknya armada penangkapan ikan berbendera asing illegal ke wilayah Indonesia atau ZEE Indoneisa tidak jarang terjadi khususnya di wilayah perairan Natuna atau disebut Wilayah Penggelolaan Perikanan 711.

Yang memiliki potensi perikanan cukup tinggi. Armada kapal asing ini dilengkapi alat tangkap canggih. Jelas nelayan Indonesia tidak mampu bersaing. Jadi dari berbagai permasalahan dihadapi nelayan Indonesia, diharapkan momen peringatan Hari Nelayan Nasional ini, bisa memutus belengu ketepurukan dihadapi  nelayan Indonesia. Sungguh Ironis, Indonesia mempunyai garis pantai terpanjang kedua di dunia, tapo kehidupan nelayannya jauh dari kata sejahtera. ****

(Penulis, Ketua Pimpinan Nasional Angkatan Muda Ka’bah Bidang Kemaritiman)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini