Tidak ada sekat, antara awak media dengan perwira melati tiga itu. Dihalaman depan rumah Fairyanto, berada di tengah-tengah markas Lanud Raden Sadjad Ranai, Natuna, terbangun tenda tempat ngopi pagi. Namun, ia terlihat lebih senang, duduk di batang pohon kelapa tumbang di bibir pantai.
Ya, depan rumah komandan ramah itu, menghadap laut, berpasir putih dan terjaga kebersihannya. Tapi ngopi pagi di pantai, punya segudang makna. Seolah-olah Fairlyanto mengajak awak media, agar tidak jemu-jemu mempublikasi keindahan alam pantai Natuna.
Memang keindahan alam pantai Natuna, bukan kaleng-kaleng. Karena tidak kalah menarik, dari Bali atau pun Hawaii. Disepanjang pulau, pantai berpasir putih, dengan bebatuan besar, memperindah kabupaten perbatasan ini.
“Saya mengajak rekan media ngopi pagi, agar semakin terjalin silahturahmi antar sesama,” ungkap Fairlyanto. “Sejak tugas di Natuna beberapa bulan lalu, baru hari ini bisa ngumpul bersama rekan-rekan media.”
Usai ngopi, Fairlyanto mengajak rekan media meninjau lokasi pembangunan Driving Range alias Pusat Latihan Pukul Golf. Yang jaraknya sepelemparan batu dari kediamannya. Sambil meninjau, ia berkisah, potensi alam Natuna, sangat banyak bisa dikembangkan, salah satu Driving Range.
“Awal bertugas, saya berniat membangun tempat memukul golf ini,” kata pria kelahiran Jawa Barat itu. “Semoga terbangun sarana prasarana olahraga elit ini, dapat semakin meningkatkan pariwisata Natuna.”
Menurut Fairlyanto, olahraga golf, permainan pejabat tinggi atau bos-bos besar. Sehingga keberadaannya, bakal menarik wisatawan berkelas berkunjung ke Natuna. Jadi, ia berharap kedepan, pemerintah daerah dapat membangun lapangan golf skala internasional.
“Target saya, Driving Range siap bangun sekitar Oktober tahun ini,” katanya. “Mudah-mudahan lapangan pemukul golf ini, cikal bakal pencetus lapangan golf skala internasional.”
Namun Fairlyanto tetap akan mempersilahkan masyarakat umum pencinta golf untuk latihan. Sebab lahan terbangun Driving Range, seluas 200×250 meter persegi, atau sekitar 5 hektare ini milik negara. Artinya, milik masyarakat Indonesia. Ia bersama anggotanya hanya diberi amanah menjaga. “Kalau masyarakat umum ingin bermain, kita akan buatkan member keanggotaan,” tuturnya.
Tidak lupa, Fairlyanto memperkenalkan olahraga bola bowling pantai kepada awak media. Olahraga bowling pantai ini, sangat unik karena menggunakan kelapa sebagai bola, serta kaleng bekas minuman disusun sebagai target. Olahraga ini sangat merakyat, dan akan diperlombakan pada peringatan HUT TNI ke-74 pada 5 Oktober nanti.
Bicara olahraga bowling pantai, Fairlyanto juga memperkenalkan hobby barunya, gowes sepeda laut. Dari gowes sepeda laut, di ikat pelampung model pisang dikiri kanan itu, ia telah menjelajah beberapa pulau di perairan Natuna.
“Dulu, saya hobby menjelajah alam menggunakan motor trail,” terangnya. “Sejak bertugas di Natuna, hobby berubah, laut pula di jelajah menggunakan sepeda,” katanya lagi, sambil menambahkan, setiap bangun pagi, ia tetap menyempatkan diri bersepeda bertualang diatas permukaan laut Natuna, sebelum ke kantor. (*red)