NATUNA, KABARTERKINI.co.id – Ketua Nelayan Lubuk Lumbang Herman merasa prihatin dengan beroperasinya kapal cantrang di wilayah laut Natuna. Karena beroperasinya kapal menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan itu, perlahan tapi pasti akan memiskinkan rakyat Natuna, khususnya berprofesi sebagai nelayan.
“Kapal cantrang itu beroperasi di wilayah tangkapan nelayan tradisional Natuna. Rumpon sebagai tempat memancing ikan pada hilang, termasuk bubu. Jelas akibat ulah kapal cantrang, nelayan tradisional sangat dirugikan,” kata Herman saat ditemui di Kantor Bupati Natuna, Jalan Batu Sisir Ranai, Selasa siang 29 Juni 2021.
Jadi, ia meminta kepada pemerintah pusat mengevaluasi kembali izin operasi kapal cantrang dari Jawa itu. Sebab 75 persen masyarakat Natuna tergantung dengan laut. Jika laut dirusak dengan alat tangkap tidak ramah lingkungan, jelas ke depan laut Natuna akan krisis ikan.
“Bukan rahasia, laut Jawa telah krisis ikan. Ulah siapa, jelas ulah nelayan yang menangkap ikan pakai alat tidak ramah lingkungan. Kita berharap, laut Natuna jangan seperti laut Jawa. Maka masyarakat Natuna benar-benar menjaga lautnya, dengan menangkap ikan memakai alat pancing,” kata Herman.
Sekali lagi, ia meminta pemerintah pusat mengevaluasi izin beroperasi kapal cantrang di laut Natuna. Sebab kini, nelayan Natuna bukan hanya berhadapan dengan kapal ikan asing illegal fishing, ditambah dengan kapal cantrang dari Jawa.
“Tolong hentikan beroperasi kapal cantrang di laut Natuna. Sebab dampaknya, hasil tangkapan ikan nelayan tradisional Natuna semakin berkurang. Sebagai ketua kelompok nelayan, saya merasa prihatin dengan nasib nelayan tradisional Natuna,” pungkasnya. (*red)